BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Elastisitas adalah kecenderungan pada
suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya,
tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau
menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk benda kembali seperti semula.
Spaghetti merupakan salah satu jenis pasta yang telah dikenal oleh bangsa Italia sejak zaman manusia bercocok tanam
kira-kira 10.000 tahun yang lalu, dari tepung yang dihasilkan lalu diolah
dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang disebut pasta. Lalu digiling tipis menjadi selembar-lembar, yang merupakan
induk pasta yang kita kenal sebagaiLasagna.
Kemudian baru berkembang jenis-jenis pasta lainnya seperti Fusili, Penne,
Tagliatelle dan lain sebagainya. Spaghetti adalah mi Italia yang berbentuk panjang seperti lidi, yang umumnya di
masak 9-12 menit di dalam air mendidih. Pada saat spaghetti di masak maka
spaghetti tersebut akan bertambah panjang dan dapat kembali lagi ke bentuk
semula, ini menunjukkan bahwa spaghetti memiliki tingkat keelastisitasan. Pada
percobaan kali ini kami akan menguji tingkat keelastisitasan pada spaghetti.
A. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah percobaan ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh lama perebusan
terhadap elastisitas spageti?
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengaruh lama perebusan terhadap elastisitas spageti
BAB II
DASAR TEORI
Elastisitas adalah sifat suatu benda
untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di hilangkan. Sebuah benda
dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk di
hilangkan.Banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi
yang terbatas disebut limit elastiknya,dan apabila gaya-gaya dihilangkan
, maka benda tersebut tidak kembali kebentuk semula . Beberapa bahan mendekati
sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan tdak ada kecenderungan untk
kembali kebentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat
pelastik .Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik. Hanyalah
terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.Anggap
saja benda-benda ini bersifat homogen dan isotropik.Homogen berarti pada setiap
bagian benda mempunyai kerapatan sama.Sedangkan isotropik artinya pada
setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah(Ganijanti
Aby Sarojo, 2002:318).
Jika besar perpanjangan δx lebih kecil dibandingkan dengan
panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa δL sebanding dengan berat atau gaya
yang diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat kita tuliskan dalam
persamaan:
Di sini F menyatakan gaya yang menarik benda, δL adalah perubahan panjang dan k
adalah konstanta pembanding. Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir
semua materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas
tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan
akhirnya patah. Ternyata untuk gaya yang sama, besar regangan sebanding dengan
panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu;
makin panjang benda makin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya
tertentu; dan makin tebal benda tersebut, makin kecil pertambahan
panjangnya(Giancolli, 2001:299).
Tegangan (stress) atau gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan
(strain) atau deformasi satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara
permanen pada waktu tegangan sama dengan kekuatan luluh material atau bahan.
Baja patah ketika tegangan sama dengan kekuatan batas material. Pada rentang
rekayasa teknik tegangan dan regangan sebanding satu sama lain (David Halliday,
2009:505).
Apabila karet yang ditarik sampai mulur (memanjang)dan
setelah gaya dihilangkan pemuluran ini tetap terjadi dengan panjang awal karet
sebelum percobaan menjadi tidak sama dengan panjang karet setelah percobaan,
maka sifat elastis karet tersebut dapat dinyatakan telah berubah. Akibatnya
karet yang telah mengalami permukaan telah berubah batas elastisitasnya. Sifat
berlawanan dari elastis disebut plastis.
Hubungan linier antara gaya dengan pertambahan panjang ,
menurut hooks tidak hanya berlaku untuk batang benda padat saja , tetapi
berlaku juga untuk benda – benda elastis contohnya seperti yang akan kita
jadikan objek praktikum kita ini seperti : pegas, karet pentil dan karet
gelang.
Hukum
Hooke
Hukum
Hooke adalah perbandingan antara gaya yang diberikan dengan pertambahan panjang
benda adalah konstan.
F = k .
Δl → k = F/Δl
Keterangan
:
·
F = gaya (N)
·
k = konstanta (N/m)
·
Δl = perubahan panjang (m)
Grafik
Hukum Hooke
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Rancangan
Percobaan
B.
Alat
dan Bahan
1. Spageti 2
buah
2. Gelas beker 500 ml
2 buah
3. Gelas beker 200 ml 1 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Kompor 1 buah
6. Stopwatch 1
buah
7. Thermometer 1
buah
8. Air 1000 ml
C.
Variabel
Variabel Manipulasi : lama perebusan
Variabel Kontrol : spageti
Variabel Respon : elastisitas spageti
D.
Alur
Percobaan
- memasukkan air 200 ml kedalam panci
-
menyalakan kompor
-
merebus air hingga mendidih
- memasukkan 3 potongan
spageti yang sudah dipotong 5 cm
- merebus spageti selama 10
menit, 12 menit, 14 menit
- mengangkat rebusan spageti
- meniriskan rebusan spageti
-mengukur panjang spageti
setelah perebusan
-mengukur pertambahan
panjang spageti dengan menariknya memanjang hingga akan putus.
E.
Langkah
Kerja
Menyiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu kemudian memasukkan air sebanyak 200 ml kedalam panci, lalu menyalakan
kompor dan memasak air sampai mendidih (100o C). Memotong spageti
menjadi tiga bagian masing –masing dengan panjang 5 cm . memasukkan spageti
kedalam panci dan merebusnya selama 10 menit , setelah 10 menit spageti
ditiriskan dan ukur panjangnya. Lalu menarik spageti dan mengukur pertambahan
panjangnya hingga akan putus . kemudian mengulangi langkah – langkah tersebut
dengan selang waktu yang berbeda yaitu 12 menit dan 14 menit.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Pengamatan
No
|
Waktu
|
(l0±0,1)cm
|
(l1±0,1)cm
|
Δl (l1-l0)
|
E=
|
1
|
10 menit
|
5,2
|
8,2
|
3
|
0,576
|
2
|
12 menit
|
6,0
|
9,5
|
3,5
|
0,584
|
3
|
14 menit
|
6,9
|
10,3
|
3,4
|
0,49
|
B. Analisis
Dari data yang kami dapatkan berdasarkan hasil
pengamatan pertama diketahui spageti yang direbus dengan lama waktu perebusan
10 menit, panjang spageti setelah direbus (l0) sebesar 5,2 cm,
memiliki perebuhan panjang 3 cm dan tingkat elastisitasnya 0,576. Hasil
pengamatan kedua, spageti yang direbus dengan lama waktu perebusan 12 menit,
panjang spageti setelah direbus (l0) sebesar 6,0 cm, memiliki
perebuhan panjang 3,5 cm dan tingkat elastisitasnya 0,584. Hasil pengamatan
ketiga, spageti yang direbus dengan lama waktu perebusan 14 menit, panjang
spageti setelah direbus (l0) sebesar 6,9cm, memiliki perebuhan
panjang 3,4 cm dan tingkat elastisitasnya 0,49.
BAB V
PEMBAHASAN
1.
Mengapa
hasil percobaan pertama dan kedua elastisitasnya hampir sama?
Lama perebusan sangat berpengaruh terhadap elastisitas
spageti. Kami mengunakan spageti dengan jenis yang sama
dan dengan lama perebusan yang berbeda yaitu 10 menit, 12 menit, 14 menit. Namun Spageti percobaan pertama dan
kedua tidak direbus dengan volume air yang sama dan menyebabkan elastisitas
antara percobaan pertama dan kedua hampir sama.
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang kami peroleh
dari percobaan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengaruh lama perebusan spageti dan
elastisitas saling berpengaruh. Semakin lama perebusan yang dilakukan maka
semakin tinggi elastisitas yang diukur. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan
elastisitas dan regangan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar